Saturday 8 March 2014

Komputerisasi Teknologi Kedokteran

Jaman sekarang serba canggih, iya ga? Semua serba pake komputer. Contohnya aja nih di bidang teknologi kedokteran. Hmm daripada saya yang jelasin panjang lebar, mending kamu langsung baca aja deh (saya lagi males juga jelasinnya )

Teknologi Kedokteran Berbasiskan Komputer


CHIP.co.id -  Mulai tahun ini, untuk menentukan terapi kanker terbaik­, beberapa rumah sakit di Amerika Serikat (AS) sudah tidak lagi diputuskan oleh dokter. Selanjutnya, komputer yang akan memutuskan bagaimana sebuah terapi terbaik bisa dilakukan oleh seorang pasien penyakit kanker.
Selama setahun, IBM AI Watson sebagai superkomputer telah­ disokong dengan berbagai artikel jurnal, laporan diagnosis, dan hasil tes. Kini, sistem tersebut telah siap diaplikasikan secara klinis. Hal menarik lainnya, superkomputer tersebut te-lah merekam dua juta halaman teks. Dengan pengetahuan tersebut, IBM AI Watson telah diuji untuk terapi 1.500 pasien kanker paru-paru.

Superkomputer ini menjadi puncak teknologi kedokteran, sebuah profesi yang tumbuh cepat berkat komputer dalam 50 tahun terakhir. Pencapaian ini diperoleh terutama dalam bidang diagnostik. Hal ini sudah dimulai sejak abad ke-19 oleh Emil Heinrich du Bois-Reymonds dalam "Research on Animal Electricity" pada tahun 1842. Dari percobaan yang dilakukannya pada ikan, ia menemukan bahwa aktivitas otot dalam tubuh dikendalikan oleh arus listrik. Karya ini kemudian berjasa dalam penemuan electrocardiogram (EKG) pertama 40 tahun kemudian.

Hingga kini, EKG menjadi instrumen yang sangat penting. Selagi du Bois-Reymonds meneliti keberadaan elektrik dalam tubuh manusia, secara kebetulan muncul penemuan lainnya. Pada November 1895, Wilhelm Röntgen melakukan eksperimen untuk menghentikan sinar katoda yang menerpa dinding aluminium. Namun, dinding tersebut malah terlukis oleh sinar yang kemudian disebut sebagai sinar Röntgen.

Pada tahun 1901, Röntgen mendapat hadiah Nobel untuk penemuannya. 20 tahun kemudian, di Jerman berdiri Institute for Physical Principles of Medicine yang lebih banyak mengembangkan instrumen radiologi terbaru. Institut tersebut menjadi awal dari Max Planck Institute for Biophysic yang didirikan pada tahun 1948 dan kini masih eksis di Frankfurt.



Ketika perangkat elektronik, seperti radio dan televisi menjadi kebutuhan rumah tangga, penelitian dalam bidang teknik kedokteran semakin berkembang. Tahun 1953, operasi jantung untuk pertama kalinya dilakukan menggunakan mesin jantung dan paru-paru. Lima tahun kemudian, dokter Åke Senning asal Swedia pertama kalinya mengimplan pacu jantung pada seorang pasiennya. Alat ini terdiri atas dua transistor yang dipasang dalam sebuah kotak semir sepatu. Baterainya hanya bertahan selama tiga jam. Setelah dilakukan pengembangan, alat pacu jantung kedua yang berhasil dibuat kemudian dapat bertahan selama tiga tahun.

Dari sini, perkembangan teknologi kedokteran semakin cepat. Muncul Computer Tomography, MRI Scan, dan disusul laser mata pertama. Pada tahun 1995, untuk pertama kalinya DNA dari sebuah sel hidup dapat diurutkan walaupun hanya pada bakteri. Jika sebelumnya proses tersebut bisa memakan banyak biaya dan menyita waktu, kini hal tersebut dapat dilakukan lewat pocket computer hanya dalam beberapa jam.

Telemedicine dan Nanochip

Tahun lalu, robot telepresence pertama di AS yang bernama RP-Vita diuji. Robot ini mampu mengumpulkan data pasien dan mengambil alih tugas kunjungan dokter ke rumah sakit. Melalui layar, dokter yang tidak sedang di tempat dapat berbicara de-ngan pasien, menyusun diagnosis, atau menjelaskan pertanyaan pasien. Ini langkah awal era Telemedicine ketika dokter dan pasien tidak bertemu secara fisik.



Namun, banyak diagnosis yang sebenarnya memang tidak memerlukan dokter spesialis, sehingga dapat dilakukan melalui smartphone. Hasil tes dan data-data pasien kemudian dikirim melalui Internet ke dokter yang menangani. Di Jerman, instansi lebih suka menyimpan data-data pasien dalam Kartu Sehat Elektronik. Namun, mengingat privasi data, penerapan kartu tersebut tidak berjalan optimal.

Di masa depan, Telemedicine menuntut transparansi. Oleh karena itu, saat ini banyak penderita penyakit yang bergabung di berbagai forum online untuk melakukan self-help dan saling bertukar informasi. Mereka nantinya dapat bertukar data yang dikirimkan melalui nanochip yang ditanam dalam darah. Tentara AS berencana menggunakan chip tersebut ketika bertugas di luar negeri.

Nantinya, chip akan mengirimkan laporan seandainya ada tentara yang terluka sehingga paramedis dapat segera menanganinya. Namun, chip tersebut juga dapat diaplikasikan ke dalam dunia medis. Sebagai contoh, tanpa harus melakukan tes darah, chip tersebut dapat mengirimkan hasil diagnosis dari pasien yang diindikasikan memiliki penyakit diabetes.

Seandainya Anda belum begitu yakin menjadikan komputer sebagai dokter alternatif, para peneliti dari  Indiana University telah melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa hasil diagnosis komputer 30% lebih akurat dari analisis manusia.

sumber

No comments:

Post a Comment